Sabtu, 14 Juni 2014

KEBUTUHAN ASI PADA BAYI

Bagi ibu-ibu yang sedang menyusui tanpaknya ibu harus membaca artikel tentang kebutuhan ASI berikut iini, agar kita tau apakah buah hati kita sudah mendapatkan ASI sesuai dengan kebutuhannya.

Penelitian menunjukkan kalo bayi ASI eksklusif rata-rata dalam sehari minum sebanyak 750ml/hari antara usia 1 dan 6 bulan. Tapi ini hanya ukuran secara rata-rata aja, tentunya setiap bayi memiliki ukuran tersendiri; secara umum variasinya antara 570-900 ml dalam sehari.

Kita dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan perkiraan kebutuhan minum bayi, langkahnya sebagai berikut:
Perkirakan total rata-rata berapa kali dalam sehari (24 jam) bayi minum ASI?
Lalu lakukan perhitungan ini: 750ml / jumlah total anak minum dalam sehari. Contoh: 750ml / 8 kali minum dalam sehari.
Hasil hitungan ini paling tidak bisa sedikit memberikan gambaran berapa besarnya kebutuhan bayi anda sekali minum.
 Contoh: Jika bayi biasanya minum ASI sebanyak 8 kali per hari, berarti kira-kira rata-rata bayi membutuhkan 93,75ml sekali minum (750ml/8 = 93,75ml).

Perhitungan ini akan berubah bila si kecil sudah mulai mendapatkan MPASI yang membuat konsumsi ASI-nya perlahan berkurang. Tapi ASI tetap menjadi asupan nutrisi utama si kecil selama tahun pertama. Karena jumlah MPASI yang diterima setiap bayi saat dia berumur 6-12 bulan berbeda-beda, asupan ASI yang dibutuhkan setiap bayi juga berbeda.

Sebuah penelitian menunjukkan rata-rata ASI yang dikonsumsi bayi berumur 7 bulan adalah 875 ml per hari dan untuk bayi berumur 11-16 bulan adalah 550 ml per hari. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi ASI balita yang berumur 12-24 bulan adalah 400-550 ml per hari dan untuk balita berumur 24-36 bulan adalah 300-360 ml per hari.

Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Banyak dari Perhitungan 
Kalau si kecil menghabiskan ASI lebih banyak dari perhitungan Mama, Mama perlu mengecek apakah si kecil diberi terlalu banyak ASI (overfeeding) ketika Mama sedang tidak di rumah. Overfeeding bisa disebabkan oleh:
Botol dengan dot yang alirannya terlalu cepat. Dot dengan aliran yang cepat meningkatkan resiko overfeeding, karena si kecil akan kewalahan menerima aliran ASI sehingga dia tidak bisa mengontrol kapan dia harus berhenti karena kenyang. Mama bisa mengecek kecepatan aliran dot si kecil dengan memperhatikan tetesan ASI yang keluar dari dot saat botol dibalikkan. Kecepatan aliran yang bisa dengan mudah dikendalikan oleh si kecil adalah satu tetes ASI setiap detik.

Memberikan ASI dalam botol kepada si kecil setiap dia menangis. Tangisan bayi tidak selalu berarti dia lapar, jadi bila dia diberikan ASI setiap kali dia menangis, maka resiko overfeeding akan menjadi lebih besar. Bila si kecil menangis, cek apakah dia menangis karena menginginkan ASI atau karena hal lain seperti mengantuk, minta digendong, dan lain sebagainya.

Si kecil suka mengempeng. Saat menyusui langsung dari Mama, si kecil bisa mengontrol jumlah ASI yang keluar dan hanya akan meminum sedikit ASI bila dia hanya ingin mengempeng (comfort sucking). Tapi saat minum ASI dari botol, dia tidak bisa mengontrol aliran ASI yang keluar, sehingga dia akan meminum ASI walaupun dia tidak lapar. Akibatnya: overfeeding. Pertimbangkan memberikan si kecil hal lain selain botol susu untuk memenuhi kebutuhannya mengempeng.

Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Sedikit dari Perhitungan
Bila si kecil mengkonsumsi ASI lebih sedikit dari perhitungan Mama, bisa jadi dia melakukan reverse-cycling, di mana dia hanya meminum ASI dari botol untuk menghilangkan rasa laparnya, lalu menunggu Mama untuk memuaskan rasa laparnya dengan menyusui dari Mama secara langsung. Bila hal ini terjadi, si kecil akan menyusui lebih sering dan dalam durasi lebih lama dari biasanya begitu Mama kembali ke rumah. Reverse-cycling biasa terjadi pada bayi ASI Eksklusif, terutama pada bayi yang baru belajar minum ASI dari botol. Ada beberapa tips untuk Mama bila si kecil melakukan reverse-cycling:
Bersabar. Anggap saja reverse-cycling ini sebagai suatu pujian karena si kecil lebih memilih Mama daripada ASI dalam botol.

Simpan ASI dalam jumlah yang lebih sedikit per botol agar tidak banyak ASI yang terbuang
Jangan terlalu khawatir si kecil kelaparan karena tidak minum ASI dalam waktu lama, karena sebenarnya beberapa bayi tidur sepanjang malam selama 8 jam tanpa mengkonsumsi ASI. Awasi saja pertumbuhan berat badan si kecil dan jumlah popok kotornya untuk memastikan si kecil mendapatkan ASI yang cukup
Pastikan si kecil mendapatkan waktu yang cukup untuk menyusui langsung dari Mama saat Mama berada di rumah

Rabu, 09 April 2014

UJI FISIK, ORGANOLEPTIK, DAN KANDUNGAN ZAT GIZI BISKUIT TEMPE-BEKATUL DENGAN FORTIFIKASI Fe DAN Zn UNTUK ANAK KURANG GIZI

FISICAL, ORGANOLEPTIC, AND FOOD CHEMICAL ANALYSIS OF BISCUET TEMPEH-RICE BRAN FORTIFIED BY Fe AND Zn FOR UNDERNUTRITION CHILDREN

Dwi Sarbini, Setyaningrum Rahmawaty, Pramudya Kurnia
Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
Telp. (0271) 717417, Fax. (0271) 715448

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menemukan formulasi Biskuit Tempe Bekatul yang memiliki kualitas paling baik ditinjau dari sifat fisik, organoleptik, daya simpan dan analisis zat gizi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan ranangan acak lengkap. Formulasi tempe dan bekatul dibagi 3 kelompok (A, B, dan C). Setiap kelompok diberi fortifikasi Fe dan Zn, sedangkan rasio tempe dan bekatul untuk masing-masing kelompok adalah 1:1 (A), 3:1 (B), and 7:3 (C). Tingkat kesukaan, uji organoleptik, kandungan zat gizi biskuit pada setiap kelompok dianalisis menggunakan uji kesukaan dengan panelis semi terlatih, Total Plate Count (TPC), uji Kjeldahl, Socxhlet, dan Spectrofotometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein biskuit ke-3 formula berbeda signifikan (p<0.001), dimana biskuit C memiliki kandungan protein tertinggi (20.14 g/100 g). Berdasar uji mikrobiologis tampak bahwa semua biskuit pada penyimpanan hari ke-35 masih sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, dimana jumlah koloni <1x106 koloni/g, biscuit C menunjukkan jumlah koloni terkecil. Biskuit yang paling disukai dari segi warna, tekstur, dan rasa adalah biskuit C ( p=<0.01), sedangkan untuk aroma adalah biskuit B.

Kata Kunci: Biskuit, bekatul, tempe, organoleptik, dan kandungan zat gizi.

KUALITAS DAGING SAPI DAN DOMBA SEGAR YANG DISIMPAN PADA SUHU DINGIN DENGAN PENGAWET ASAP CAIR

 (The Quality of Fresh Beef and Mutton Stored at Cold Temperatures With Liquid smoke)

AMRIH PRASETYO dan KENDRIYANTO

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Kotak Pos 101, Ungaran 50501

ABSTRACT

Fresh beef and sheep since the slaughters to be marketed, is presented in an open condition so that the most likely contaminated with bacteria. In these conditions affect the physical quality of meat, so meat is more rapid deterioration. The aim of this activity is to get a cheap and simple technology to maintain quality of fresh meat is physically and number of microbes that contaminate the meat. Conventional cooling technology with a refrigerator and preservation of coconut shell with liquid smoke is a cheaper technology and a natural preservative that is able to keep the store fresh meat for seven days. Results showed the physical quality of fresh meat such as pH, water holding capacity, cooking losses, tenderness and drip loss of stored cold without the liquid smoke with the use of liquid smoke was not significantly different. Fresh meat colour is preserved with liquid smoke more pale, due to meat pigment myoglobin volatile compounds dissolved by liquid smoke. Beef bacterial growth trend that uses liquid smoke showed lower range below 50 x 105 CFU / ml. Total bacteria on sheep meat with liquid smoke also showed a lower trend growth of between 50 – 200 x 105 CFU/ml.

Key Words: Fresh Meat, Cool Store, Refrigerator, Liquid Smoke

KUALITAS DAGING SAPI DAN DOMBA SEGAR YANG DISIMPAN PADA SUHU DINGIN DENGAN PENGAWET ASAP CAIR

ABSTRAK

Daging sapi dan domba segar sejak dari pemotongan sampai dipasarkan, masih disajikan dalam kondisi terbuka sehingga kemungkinan besar terkontaminasi bakteri. Pada kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas daging secara fisik, sehingga daging lebih cepat rusak. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendapatkan teknologi murah dan sederhana untuk mempertahankan kualitas daging segar secara fisik dan jumlah mikroba yang mengkontaminasi daging. Teknologi pendinginan secara konvensional dengan refrigerator dan pengawetan dengan asap cair tempurung kelapa merupakan teknologi murah dan bahan pengawet alami yang mampu mempertahankan masa simpan daging segar selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan kualitas fisik daging segar yaitu pH, daya ikat air, susut masak, keempukan dan drip loss yang disimpan dingin tanpa asap cair dengan yang menggunakan asap cair tidak berbeda nyata. Warna daging segar yang awetkan dengan asap cair lebih pucat, disebabkan pigmen mioglobin daging terlarut oleh senyawa folatil asap cair. Tren pertumbuhan bakteri daging sapi yang menggunakan asap cair menunjukkan lebih rendah dengan kisaran dibawah 50 x 105 CFU/ml. Total bakteri pada daging domba dengan asap cair juga menunjukkan tren pertumbuhan lebih rendah yaitu antara 50 – 200 x 105 CFU/ml.

Kata Kunci: Daging Segar, Penyimpanan Dingin, Refrigerator, Asap Cair

PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN)

PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN) 

WITH EGG PRESERVATION IMMERSION MELINJO LEAF EXTRACT (GNETUM GNEMON LINN)

Sri Lestari1, Ratmawati Malaka2, Syamsuddin Garantjang2
1Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
2 Fakultas Peternakan Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Bahan pangan seperti telur ayam ras mempunyai sifat mudah rusak yaitu dalam waktu 14 hari yang disimpan pada suhu ruang akan mengalami penurunan kualitas, bahkan akan segera membusuk. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dan lama perendaman terhadap kualitas dan daya simpan telur. Data dianalisis dengan menggunakan RAL faktorial 3 x 3 dengan masing-masing 3 ulangan, meliputi pemberian kombinasi ekstrak melinjo (10,20 dan 30%), lama perendaman (12, 24 dan 36 jam) serta pengamatan dilakukan pada hari ke (0, 7, 14, 21, 28, 35 dan 42). Hasil penelitian untuk nilai Haugh Unit terbaik sampai pada pengamatan hari ke 42 adalah hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dengan lama perendaman 36 jam (A30B36) yang masih memiliki nilai Haugh Unit 34.26 ± 0.18% dengan kualitas C. Untuk nilai Indeks Yolk pada pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan ekstrak melinjo 30% dan lama perendaman 24 dan 36 jam (A30B24 dan A30B36) yang memiliki nilai indeks yolk 0.26 ± 0.01% - 0.28 ± 0.01%. Sedangkan pada pengamatan hari ke 42 sama dengan hari ke 35 dengan nilai indeks yolk 0.24 ± 0.01% - 0.25 ± 0.00%. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak melinjo dan lama perendaman dapat mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa simpan telur ayam ras.

Kata kunci : Telur, ekstrak melinjo, lama perendaman

Pengaruh Perendaman Telur dengan Larutan Hidrogen Peroksida

Pengaruh Perendaman Telur dengan Larutan Hidrogen Peroksida terhadap Penurunan Bobot, Haugh Unit dan Indeks Putih Telur Itik Konsumsi Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang

Nilawati Widjaya
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya
Jl. Banten No. 11, Bandung 40272
Email : widjajanilawati@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman telur dengan larutan hidrogen peroksida terhadap penurunan bobot, Haugh Unit (HU) dan indeks putih telur itik konsumsi selama penyimpanan pada suhu ruang. Metode penelitian adalah experimen dan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan masing-masing perendaman dengan larutan aquades, perendaman dengan larutan hidrogen peroksida 1%, 2% dan 3%, dengan setiap perlakuan diulang 6 kali. Peubah yang diamati adalah penurunan bobot telur, HU dan indeks putih telur itik konsumsi. Data dianalisis dengan sidik ragam dan apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perendaman dengan larutan hidrogen peroksida berpengaruh terhadap penurunan bobot, HU dan indeks putih telur, dan pada konsentrasi 1% larutan hidrogen peroksida mampu mempertahankan bobot HU dan indeks putih telur itik selama 35 hari penyimpanan pada suhu ruang.

Kata kunci : perendaman, hidrogen peroksida, penurunan bobot, haugh unit, indeks putih telur

TEKNOLOGI PENGAWETAN TELUR AYAM RAS DALAM LARUTAN GELATIN DARI LIMBAH KULIT SAPI



Artikel penelitian dosen muda

TEKNOLOGI PENGAWETAN TELUR AYAM RAS DALAM LARUTAN GELATIN DARI LIMBAH KULIT SAPI

Sri Melia, Indri Juliyarsi dan Africon
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi lama perendaman dalam larutan gelatin dan lama penyimpanan terhadap kadar protein, kadar air, Nilai Haughunit, daya busa dan total koloni bakteri telur ayam.  Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah telur ayam strain Lokhman.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial 3x3 dengan 2 ulangan untuk setiap kombinasi perlakuan adalah Faktor A = lama perendaman dalam larutan gelatin (30 menit, 60 menit dan 90 menit) dan Faktor B = lama penyimpanan (10 hari, 20 hari dan 30 hari).  Peubah yang diamati adalah kadar protein, kadar air, Nilai Haughunit, daya busa dan total koloni bakteri.  Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara lama perendaman dan lama penyimpanan yang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap total koloni bakteri dan nilai Haugh Unit serta kadar protein, memberikan pengaruh nyata (P<0.01) sedangkan kadar air, dan daya busa memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0.05).  

Kata kunci : Telur Ayam, lama perendaman, larutan gelatin, dan lama penyimpanan.

Selasa, 18 Maret 2014

Tentang aku





Perkenalkan nama saya Fitria Prasetiawati...

Lahir di Sebuah desa yang begitu indah bernama Raman Aji, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung...
Anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Sumanto dan Ibu Sulamini, dan memiliki seorang adik laki-laki bernama Rizka Dwi Saputra.

Riwayat Pendidikan:
  1. SD N 2 Purworejo (Kotagajah)
  2. SMP N 1 Raman Utara
  3. SMA N 1 Kotagajah
  4. D3 Gizi Politeknik Kesehatan Yogyakarta
  5. dan sekarang masih melanjutkan kuliah S1 Ilmu Gizi di Universitas Respati Yogyakarta